Renungan Jiwa

Archive for February 2008

Empat tahun yg lalu…

Dengan wajah sendu, aku berpamitan pd ayah dan ibu di sebuah terminal bis..

Kaulepaskan aku dengan senyuman, serta berjuta harapan dan doa teriring..

 

Ibu..

Dibalik senyum itu…aku bs membaca kilauan matamu yg berkaca-kaca

Sengaja kau ingin tutupi agar aku tegar menghadapi perpisahan sementara ini

Tapi didalam relung hatimu terdalam aku yakin doamu selalu untukku

Ayah..

Di balik wajah tegarmu itu, aku yakin kau menyimpan haru

Melepas anakmu pergi merantau menimba ilmu

Aku terkenang, dengan suara sedikit bergetar, kau berpesan “ayah ibu hanya bisa mendoakan, berusahalah yg terbaik dan tetap sll mohon pertolongan Tuhan”

 

Di pagi hari yang sunyi, tibalah aku di kota metropolitan ini

Yah…tepatnya di halaman depan kampus STIS

Masa awal di Jakarta, kucoba lalui dengan senyuman

Meski terkadang masih teringat kampung halaman dan kenangan bersama teman2 lama yang kini telah jauh terpisahkan jarak

Waktu itu, sebuah kamar dikosan baru menjadi saksi bisu

Ketika sedang sendiri ato ketika melihat foto orang2 yang kusayangi,

Disaat rindu tiba2 datang menghampiri, aku menangis ingin pulang dan memeluk mereka

 

Hari berganti hari

Aku mulai mencintai kampus ini…

Bersama teman2 aku merajut hari2 di kampus tercinta

Saat berangkat dan pulang kuliah bareng..

Kuliah dan bercanda bersama di ruang2 kelas..

Saat jalan2 refreshing untuk melepas penat..

Kita lalui hari2 bahagia bersama

Aku juga selalu terkenang..

Saat kau ulurkan tanganmu memelukku diwaktu duka menghinggapi diri ini

Kau kuatkan aku dan dengan bijak mendengarkan permasalahanku

Seakan kau berkata “jangan sedih, meski jauh dari keluarga,ini aku sahabatmu adalah keluargamu disini, siap berbagi dgn kamu”

 

Masa2 penuh perjuangan kita lalui bersama dalam suka dan duka

Dengan bimbingan bpk ibu dosen yang sabar dalam mendidik kita

Tiada pernah bosan berbagi ilmu dg kita

Tidak hanya mengajar perkuliahan, namun banyak pengalaman berharga beliau-beliau share ke kita..

Juga motivasi dan dukungan agar kuat dalam melalui perjuangan menuntut ilmu di STIS ini

 

Waktu terus berputar….

Setelah melalui perjuangan yang penuh kesan,

Akhirnya saat yang kita nanti datang juga

Moment membahagiakan, bukan hanya buat kita, tapi juga orang2 yang mencintai kita

Orang2 yang sempat menaruh harapan dan tak lupa menyisipkan doa2 untuk keberhasilan kita

Terlihat wajah sumringah mereka memandang takjub dalam baju toga kita

Kita semua tersenyum bahagia atas awal perjuangan babak baru dalam hidup ini

 

Yah…toga wisuda itu adalah akhir dari masa perkuliahan kita disini

Namun ia juga adalah babak awal dunia baru yang akan kita lakoni

Dunia kerja dan pengabdian kepada bangsa dan negara

 

Setelah ini…

Kita akan menunaikan amanah kerja kita di berbagai daerah seluruh indonesia

Memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara

Yang telah memberikan jasa besar untuk kita dalam merasakan perkuliahan disini

Mengabdikan diri demi kemajuan bangsa dan negara kita

 

Kini…

Sebentar lagi masa itu akan datang

Kita akan meninggalkan kota jakarta ini

Meninggalkan kampus tercinta dengan segala kenangan yang sempat terukir

Berpisah dg teman2 semua yang telah mewarnai hari2 penuh keceriaan

Dalam kebersamaan di masa suka dan duka

 

Sebentar lagi kita akan terpisahkan pulau

Jarak yang terbentang akan memisahkan raga kita

Namun aku yakin hati kita akan tetap sll terpaut

Kita akan tetap mengukir indahnya tali persahabatan dan persaudaraan kita

Dalam manisnya kata2 yang terkirim lwt sms ato email

Dalam candaan rindu yang tercipta melalui telpon

Dalam memori2  yang tersimpan indah di hati dan pikiran ini

Dan yang pasti dalam indahnya lantunan doa2 kita

 

Ya Allah, jangan biarkan kami tunduk kepada selainMu. Biarkan kami lemah hanya di depanMu,

Jangan biarkan kami menghiba pada manusia. Buat kami miliki kuasa untuk selalu memohon padaMu,

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun untuk mencurahkan cinta hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, maka kuatkanlah ikatan pertaliannya, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan berserah berbakti kepadaMu, hidupkanlah dengan mengenalMu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Sejuta rindu bagi mutiara bertebaran di pelosok nusantara

 “Setiap keputusan yang kita ambil, pasti selalu ada resikonya dan setiap tindakan yang kita lakukan, pasti akan ada konsekuensinya…”

Namun dibalik semua kejadian yg telah terjadi menimpa kita, yakinlah bahwa selalu ada hikmah tersembunyi didalamnya. dan percayalah bahwa semua ada di tangan Sang Pembuat skenario, Alloh SWT. Tekadang hanya kita sebagai manusia lemah yang belum bisa menyadari hikmah tersembunyi tersebut dan masih meraba-rabanya ato mungkin menanyakan pada sang pembuat skenario “apa maksud dibalik kejadian ini? Kenapa aku harus mengalami ini?

Dalam buku ‘Oase di pojok Kantor’ dikatakan bahwa kita hidup di dunia ini ibarat berjalan dalam kegelapan malam, dimana tidak ada cahaya terang untuk melihat jalan didepan kita. Kita hanya bisa meraba-raba apakah di depan kita ada sebuah lubang, kotoran atokah justru seonggok emas permata….kita hanya bisa menerka apa yang akan kita lalui dan kemudian merencanakan langkah ke depan, namun kita tidak tahu dengan pasti apa sebenarnya yang ada di hadapan kita dan hasil dari rancangan kita.

Semua sudah ada di tangan sang pembuat skenario yang telah merancang alur kehidupan yang indah untuk kita..

Tergantung kita sendiri dalam menyikapi hasil skenarioNya tersebut. Apakah kita akan jadi seorang yang sombong ketika peroleh isi skenario yang begitu membahagiakan atokah kita akan memaknainya sebatas pemberianNya yg diskenariokan untuk kita dengan penuh rasa syukur.

Pun ketika sebuah musibah ato cobaan berat yang harus kita jalani dalam skenarioNya tersebut, apakah kita akan jadi seorang yang menyalahkan takdir tersebut dan menghujat Sang Ppembuat Skenario atokah kita akan tetap bersabar menjalani cobaan tersebut..

semua kembali pada diri kita pribadi..

 

Sebuah ayat cintaNya mengingatkan kita akan ke-MahaBesar-an Sang Pembuat Skenario dalam merancang alur kehidupan kita

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab yang nyata  (Lauhul Mahfuzh) sebelum kami menciptakabnya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alloh ” (QS. AL Haddid :22)

Intinya, ada 2 hal penting yang harus kita terapkan menghadapi berbagai kondisi skenarioNya : Sabar dan Syukur…

Sabar ketika mengahdapi cobaan yang berat dan syukur ketika mendapat anugrahNya yang besar..

La tahzan wa la takhof…Innallohu ma’ana…jangan sedih dan jangan takut, sesungguhnya Alloh sll bersama kita..

 

So, hadapi skenarioNya nan indah dg senyuman… J

 

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!


February 2008
M T W T F S S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
2526272829