Renungan Jiwa

Archive for January 2009

ketika akad itu telah terucap
ada sebuah amanah baru yg hrs kita tanggung bersama
amanah sbg seorang istri dan suami

sebuah perjanjian yang telah terikrarkan
tidak hanya di hadapan penghulu dan orang-orang
namun perjanjian yang disaksikan para malaikat
dan Alloh pun memberikan amanah kita untuk menjaga perjanjian suci tersebut
Ada yg perlu kita perjuangkan bersama-sama
mewujudkan keluarga yg sakinah, mawadah, warahmah
keluarga yg senantiasa berada dalam keberkahan Alloh..

saat ini dalam usia pernikahan yang masih sangat beru, ibarat akan memasuki sebuah rumah, maka kini kita baru menginjakkan kaki di halaman rumah tersebut
kita belum sampai di terasnya, apalagi di dalam rumah tujuan kita tersebut
masih banyak langkah yang harus kita ayunkan untuk sampai ke dalam rumah tersebut
masih banyak hal yang harus kita lalui untuk sampai pada tujuan kita

mungkin akan ada banyak godaan dan ujian sebelum kaki ini menapaki teras rumah itu
untuk kemudian masuk ke dalam rumah tersebut
seperti roda kehidupan yg kadang di atas kadang di bawah
bahwa pernikahan tdk selamanya indah, akan ada masa suka dan duka yg datang silih berganti
begitupun dengan kehidupan rumah tangga kita, akan ada cobaan yang harus kita lalui
ujian dari Alloh untuk membuat kita makin baik kedepannya
agar kita makin dewasa dan bijak menghadapi berbagai permasalahan

jangan sampai ujian-ujian tersebut menjadikan kita mundur ke belakang
jangan sampai godaan membuat kita mengingkari amanah dari Alloh
jangan sampai membiarkan setan tertawa melihat kita, ketika nafsu tlh mengacaukan perjanjian suci tersebut
dan semoga cobaan itu tidak akan membuat kita terpisahkan

hanya dengan memohon petunjuk dan pertolonganNya, kita bisa atasi segala cobaanNya
karena tidak ada cobaan yg diberikanNya melebihi kemampuan kita
dan pasti selalu ada hikmah dibalik semua ujian yg kita alami
skenarioNya pasti adalah yg terbaik
begitupun dengan skenarioNya menyatukan kita dalam sebuah ikatan pernikahan
engkau adalah yg terbaik buatku, begitupun diri ini adalah yg terbaik buatmu
apapun kondisi dan keadaan pasangan kita, ada sisi-sisi kebaikan disana
sehingga Alloh menjodohkan kita dalam ikatan pernikahan
semoga dengan pernikahan ini, Alloh bukakan pintu-pintu kebaikan

Alloh telah memandang pernikahan sebagai sebuah ikatan yang sangat tinggi dan suci
mitsaqan gholizha (perjanjian yang berat)
kita dituntut harus menjaga kehormatan pernikahan ini
karena ada kesetiaan yang harus dirawat atas perjanjian suci tersebut
tidak hanya kesetiaan pada teman hidup yang telah ikhlas mencintai
tapi lebih dari itu, ada kesetiaan kita pada Alloh
sebab ketika menikah kita telah mengambil amanah dariNya…

semoga Alloh berikan kekuatan dan kesabaran kita hadapi semua cobaanNya
semoga Alloh kekalkan ikatan kasih sayang kita smp hayat memisahkan
semoga Alloh memperbaiki hati dan perilaku kita
semoga Alloh senantiasa menyatukan kita dalam kebaikan
dan semoga Alloh memanggil kita beserta keturunan kita seperti janji dlm Az-Zuhruf:70
“dan masuklah kesurga bersama istri kamu untuk digembirakan”
amin

for my beloved husband : smg Alloh senantiasa menjagamu dlm kebaikan&ketaatan padaNya dan menjauhkanmu dari berbagai godaan&tipu daya dunia..amin

Diam..

Posted on: January 19, 2009

ketika tiba2 dada terasa sesak
dan air mata tak tahan ingin mengalir
ketika sepatah katapun tak mampu keluar..

hanya kebisuan yg terjalin
dalam diam, terlintas perenungan
dalam diam, coba bermuhasabah diri

terkadang enggan diri melangkah
terkadang ingin waktu bisa diputar ulang
terasa berat beban ini
terasa tak sanggup memikul ujian ini..

namun kembali kutata hati
kocoba ikhlaskan semua
krn tidak ada yg sia-sia dlm skenarioNya
semua dariNya pasti adalah yg terbaik

dalam diam, sebuah doa terlantun
smg Alloh senantiasa tuntun langkah ini
semoga Alloh ridhoi dan berkahi tiap jalan yang kutempuh
semoga dapat kugapai kebahagiaan dunia dan akhirat
amin…

Pernikahan artinya menjalin kecintaan dan kerjasama, mendahulukan kepentingan orang lain dan pengorbanan, ketentraman dan mawaddah, hubungan rohani yang mulia dan keterikatan jasad yang disyari’atkan. Pernikahan artinya rumah yang tiangnya adalah Adam dan Hawwa, dan dari keduanya terbentuk keluarga-keluarga dan keturunan-keturunan, lalu rumah-rumah, lalu komunitas, lalu muncul berbagai bangsa dan negara. Dalam hal ini, Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah.” (al-Furqan:54). Mushaharah yaitu hubungan kekeluargaan yang disebabkan oleh ikatan perkawinan, seperti menantu, mertua, ipar, dan sebagainya. Pernikahan adalah benteng yang dapat menekan kejalangan nafsu seksual seseorang, mendorong keinginan syahwatnya, menjaga kemaluan dan kehormatannya serta menghalanginya dari keterjerumusan ke dalam lubang-lubang maksiat dan sarang-sarang perbuatan keji. Kita melihat bagaimana al-Qur’an membangkitkan pada diri masing-masing pasangan suami-istri suatu perasaan bahwa masing-masing mereka saling membutuhkan satu sama lain dan saling menyempurnakan kekurangan.

Sesungguhnya wanita adalah ran ting dari laki-laki dan laki-laki adalah akar bagi wanita. Karena itu, akar selalu membutuhkan ranting dan ran ting selalu membutuhkan akar.” Mengenai hal ini, Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya.” (al-A’raf:189). Yang dimaksud dengan diri yang satu adalah Adam dan yang dimaksud istrinya adalah Hawwa. Karena itu, pernikahan menurut Islam bukan hanya sekedar menjaga keutuhan jenis manusia saja, tetapi lebih dari itu adalah menjalankan perintah Allah subhanahu wata’ala sebagaimana dalam firman-Nya, artinya, “Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi.”(an-Nisa`:3) Di bawah naungan ajaran Islam, kedua pasangan suami istri menjalani hidup mereka dalam kesenyawaan dan kesatuan dalam segala hal; kesatuan perasaan, kesatuan hati dan dorongan, kesatuan cita-cita dan tujuan akhir hidup dan lain-lain. Di antara keagungan al-Qur’an dan kesempurnaannya, kita melihat semua makna tersebut, baik yang sempat terhitung atau pun tidak, tercermin pada satu ayat al-Qur’an, yaitu: “Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (al-Baqarah:187) Makna Sakinah, Mawaddah dan Rahmah Al-Qur’an telah menggambarkan hubungan insting dan perasaan di antara kedua pasangan suami-istri sebagai salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah dan nikmat yang tidak terhingga dari-Nya. Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (ar-Rum:21) Kecenderungan dan rasa tentram suami kepada istri dan kelengketan istri dengan suaminya merupakan hal yang bersifat fitrah dan sesuai dengan instingnya. Ayat ini merupakan pondasi kehidupan yang diliputi suasana perasaan yang demikian sejuk. Isteri ibarat tempat suami bernaung, setelah perjuangannya seharian demi mendapatkan sesuap nasi, dan mencari penghiburnya setelah dihinggapi rasa letih dan penat. Dan, pada putaran akhirnya, semua keletihannya itu ditumpahkan ke tempat bernaung ini. Ya, kepada sang istri yang harus menerimanya dengan penuh rasa suka, wajah yang ceria dan senyum. Ketika itulah, sang suami mendapatkan darinya telinga yang mendengar dengan baik, hati yang welas asih dan tutur kata yang lembut. Profil wanita shalihah ditegaskan melalui tujuan ia diciptakan, yaitu menjadi ketentraman bagi laki-laki dengan semua makna yang tercakup dalam kata “Ketentraman (sakinah) itu..

* dari blog tetangga…smg dpt diambil ilmunya dan diterapkan


January 2009
M T W T F S S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031